Surabaya – ifaktual.com – Sebanyak 50 Mahasiswa peduli lingkungan dari gabungan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Wiraraja (UNIJA) Sumenep melakukan aksi penanaman 500 bibit mangrove, pada Kamis (25/5/2024).
kegiatan ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan abrasi pantai yang terjadi di pesisir Desa Padike, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep. Dan supaya masyarakat desa tetap aman dari gelombang besar saat pasangnya air laut.
“Kami melakukan kegiatan penanaman 500 mangrove untuk mengatasi abrasi pantai di desa padike yang sering terjadi pada saat bulan purnama,” ujar Arum Maulinda Putri, mahasiswa ITS.
Ia menjelaskan di sekitar bibir Pantai Ponjuk Desa Padike banyak dijumpai tembok tanggul penahan gelombang yang hancur akibat gelombang air laut dan beberapa batuan alami yang tergerus ombak.
“Kondisinya sangat mengkhawatirkan karena sebagian rumah penduduk berada di sekitar pantai. Jenis mangrove yang ditanam adalah bakau (Rhizopora sp),” ucapnya.
Pada saat melalukan penanaman sebagaian mahasiswa melakukan penelitian potensi pantai dan menemukan berbagai biota laut yang dapat dimanfaatkan.
“Hasil kegiatan penanaman mangrove ini, ditemukan berbagai jenis biota laut yang berpotensi dapat hidup di sekitar area mangrove dan nantinya dapat dimanfaatkan warga sebagai mata pencaharian,” ujar Isdiantoni Dekan Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep.
Isdiantoni membeberkan berbagai biota laut yang berpotensi dapat hidup di sekitar area mangrove di antaranya, udang laut, lobster, rajungan, kerang dara, tiram dan beberapa jenis ikan
Ia mengatakan kondisi perairan laut di wilayah tersebut sangat memprihatinkan, terlihat kondisi air sangat keruh memberikan dugaan bahwa kualitas air pantai memburuk seiring dengan seringnya terjadi gelombang besar, dan banyaknya sampah yang tercecer di bibir pantai.
Tekanan Antropogenik terus terjadi setiap harinya, lanjut dia, aktivitas masyarakat sekitar yang berkunjung ke pantai juga sangat diawasi karena ditakutkan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
“Tidak adanya penjagaan pantai dapat menyababkan masyarakat yang berkunjung masih sering main dengan gelombang air laut, hal itu tentu sangat berbahaya bila suatu hari air laut naik dikhawatirkan korban terbawa ke laut dan mengancam keselamatan,” pungkas Ziadatur Rizqiyah mahasiswi magister biologi.
Lebih lanjut, Akhmad warga Desa Padike mengungkapkan melalui kegiatan penanaman mangrove diharapkan masyarakat dapat terus dibersamai para akademisi dan pemerintan untuk melakukan perubahan terhadap lingkungan sekitar.