Pemkab Situbondo beri pemahaman budi daya padi BK lewat sekolah lapang

Kegiatan sekolah lapang padi BK 01 dan 02 agritan oleh Dispertangan Kabupaten Situbondo, jawa Timur.

Situbondo – Ifaktual.com – Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai budi daya padi BK 01 dan 02 agritan melalui sekolah lapang yang digelar dari kecamatan ke kecamatan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro menjelaskan bahwa pemerintah daerah melaksanakan sekolah lapang padi BK 01/02 agritan bagi para petani yang bersedia padi tersebut.

“Para petani yang ikut sekolah lapang ini mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan budi daya padi BK 01 dan 02 agritan, termasuk bagaimana mengatasi hama penyakit,” katanya di Situbondo, Jawa Timur, Jumat.

Menurutnya, para petani yang ikut sekolah lapang adalah mereka yang berkomitmen untuk menanam padi BK 01/02 agritan yang merupakan bibit varietas unggul baru Situbondo dan mampu memproduksi hingga 9 ton per hektare atau dua kali lipat dibanding bibit padi pada umumnya.

“Kami memberikan pemahaman kepada petani tentang standar operasional prosedur menanam padi BK 01/02 melalui sekolah lapang ini,” kata Dadang.

Ia menjelaskan, sekolah lapang ini hanya menyasar petani yang bersedia menanam padi BK dan sekaligus menjadi lahan percontohan agar petani lainnya bisa mengetahui hasil tanaman padi BK 01/02.

Ada lima kecamatan yang menjadi lahan percontohan penanaman padi BK 01/02 agritan, di antaranya Kecamatan Panji, Kapongan, Arjasa, Panarukan, dan Besuki.

Dadang menyebutkan, di masing-masing kecamatan ada 20 hektare lahan yang akan ditanam padi BK 01/02 agritan, tergantung dari keinginan petani.

“Khusus di Kecamatan Besuki akan ditanam di atas 40 hektare. Kalau Besuki petaninya siap menanam 40 hektare, lebih banyak dari yang lainnya,” ujarnya.

Bibit padi BK dibagikan secara gratis kepada petani yang ikut sekolah lapang dan bahkan mereka juga mendapatkan pendampingan oleh petugas penyuluh pertanian (PPL) agar hasilnya maksimal.

“Jika SOP-nya diikuti dengan ketat maka hasilnya akan maksimal. Hama penyakit bisa diatasi dan produktivitas padi bisa mencapai 10 ton per hektare,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *