Musim Kemarau Tiba, Peta Wilayah Rawan Kekeringan di Jawa Timur

Ifaktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Juni ini telah memasuki musim kemarau. Hal tersebut disampaikan Taufiq Hermawan Kepala BMKG Juanda saat on air di Radio Suara Surabaya pada Kamis (30/5/2024) siang.

 

“Sesuai dengan prediksi BMKG, pada saat ini sudah masuk dalam musim kemarau. Suhu akan lebih meningkat saat memasuki puncak kemarau pada Agustus dan September mendatang,” kata Taufiq.

 

Guna mengantisipasi musim kemarau, BPBD Jawa Timur telah melakukan pemetaan sejumlah wilayah yang rawan kekeringan. Pemetaan tersebut bedasarkan data lima tahun terakhir.

 

Berdasarkan data 2023, kekeringan di Jatim melanda 23 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, 232 kecamatan dan 699 desa/kelurahan mengalami kering kritis.

 

Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim menyatakan daerah yang rawan dilanda kekeringan di musim kemarau tahun ini antara lain Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Trenggalek, Bondowoso, hingga di Bojonegoro.

 

Meski sudah mengantongi wilayah rawan kekeringan dengan merujuk datan tahun-tahun sebelumnya. BPBD Jatim tetap melakukan pendataan uldang wilayah kering dengan tiga ketegori.

 

Pertama kategori kering kritis, yakni wilayah pemukiman warga yang berjarak lebih dari 3 kilometer dari sumber air.

 

Kemudian kategori kering langka, jarak pemukiman warga dengan sumber air yakni 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

 

Lalu untuk kering langka terbatas, jarak pemukiman warga dengan sumber air yakni 0,1 kilometer sampai 0,5 kilometer.

 

Untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah yang sudah dipetakan, BPBD Jatim telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk mendistribusikan air bersih.

 

“BPBD Jatim bersama BPBD kabupaten/kota menyiagakan pengiriman air bersih untuk mengantisipasi kekeringan, terutama di wilayah yang masuk kategori kering kritis,” jelasnya.

 

Selain menyiapkan langkah distribusi air bersih, BPBD Jatim juga memfokuskan pengairan di sektor pertanian untuk meminimalisir potensi gagal panen selama musim kemarai.

 

“Sekarang juga teman-teman balai besar wilayah sungai menyiapkan tempat-tempat penampungan air untuk membantu sektor pertanian,” tuturnya.

 

Selain itu, Gatot mengimbau supaya warga melapor ke BPBD setempat jika wilayahnya dilanda kekeringan. Menurutnya, musim kemarau tidak hanya berpotensi pada kekeringan, namun juga kebakaran hutan dan lahan.

 

“Karena sudah disiapkan posko di masing-masing kabupaten/kota mengantisipasi kekeringan,” ujarnya.

 

Kalaksa BPBD Jatim itu memprediksi, kemarau tahun ini diprediksi berlangsung enam bulan. Jangka waktu tersebut terjadi lebih singkat dibanding tahun sebelumnya.

 

“Semoga musim kemaraunya tidak terlalu lama seperti tahun kemarin. Sehingga ini distribusi air bersih tidak selama dan sebanyak tahun kemarin,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *